Paru-paru Anda adalah organ yang menyesuaikan dirinya berdasarkan gerakan Anda. Bila Anda berlari, paru-paru bekerja lebih cepat dan memenuhi kebutuhan oksigen Anda yang meningkat, sementara itu paru-paru bekerja lebih lambat bila Anda sedang santai, tetapi paru-paru tidak pernah berhenti. Sepanjang hidup Anda, paru-paru terus-menerus bekerja seperti pompa udara. Paru-paru memompa udara keluar-masuk. Sambil melakukan ini, paru-paru bekerja selaras dengan bagian-bagian lain dari sistem pernafasan karena, untuk bernafas, paru-paru saja tidak cukup. Seseorang membutuhkan kekuatan dari luar agar paru-paru dapat bekerja. Kekuatan ini berasal dari otot yang terletak di antara tulang rusuk dan diafragma, tepat di bawah rangka tulang rusuk.
Perhatikan diri Anda saat bernafas. Anda akan melihat bahwa rusuk Anda mengembang. Pada saat itu, diafragma di bawah paru-paru mengembang ke bawah dan paru-paru membesar. Paru-paru menarik udara dari batang tenggorokan. Saat dihembuskan, rangka tulang rusuk tertarik ke arah dalam dan diafragma di bawah tulang rusuk bergerak ke atas. Sewaktu paru-paru mengecil, udara yang ada di dalam kantung udara kecil-kecil terdorong ke luar melalui batang tenggorokan.
Berlari, tertawa, berjalan, berbaring… Anda melakukan gerakan-gerakan ini tanpa berpikir, namun selama berlangsungnya semua gerakan ini, sistem pengendali pernafasan otomatis bekerja di dalam paru-paru Anda; proses ini menentukan kebutuhan oksigen tubuh Anda. Selama bergerak, kegiatan sel tubuh meningkat dan sel memakai daya dan tenaga yang lebih banyak. Karena itulah, sekitar 100 triliun sel di dalam tubuh memerlukan oksigen lebih banyak dari biasanya. Selain peningkatan kebutuhan oksigen, karbondioksida yang dihasilkan sel harus segera dibuang dari tubuh. Jika peningkatan kebutuhan oksigen tidak dipenuhi, seluruh tubuh akan menderita. Akibatnya, pernafasan meningkat. Dengan kata lain, paru-paru bekerja lebih cepat.
Keadaan yang sangat penting ini sekali lagi diwujudkan melalui sebuah sistem yang ajaib. Wilayah yang disebut “batang otak” mengandung reseptor (alat penerima sinyal) yang terus-menerus mengendalikan kadar karbondioksida di dalam darah. Jika kadar karbondioksida menjadi terlalu tinggi, reseptor di batang otak memberi sinyal kepada pusat pernafasan untuk meningkatkan laju dan kedalaman bernafas. Selain batang otak, ada pula berbagai reseptor di dalam paru-paru yang mengubah proses pernafasan. Reseptor ini bereaksi bila paru-paru dan dinding dada membesar akibat tekanan dari dalam, sedemikian rupa sehingga mencegah penghirupan nafas. Dalam hal ini, reseptor mengirimkan sinyal kepada pusat pernafasan untuk menurunkan kedalaman pernafasan. Proses ini diulangi setiap hari, setiap detik, dan setiap saat tanpa pernah berhenti.
Sudah jelas tidak mungkin untuk menyatakan bahwa sistem ini, yang terdiri dari berbagai keseimbangan yang saling melengkapi satu sama lain, muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari kebetulan tak sengaja semata. Sistem pernafasan tubuh manusia hanyalah salah satu contoh seni mencipta Allah.
0 komentar:
Posting Komentar