Pilih Bahasa

Powered By Blogger

Jumat, 18 Juni 2010

Malaysia Pun Melawan Pemurtadan : 2 warga AS ditangkap di Malaysia

Kemegahan masjid di kompleks baru Pemerintahan Malaysia, Putrajaya, tak menghalangi dua orang warga Amerika Serikat (AS) untuk menjalankan praktik pemurtadan. Pada Senin (25/4), mereka menyebarkan pamflet berbau pemurtadan. Karena perbuatan itulah mereka kini ditangkap dan harus berurusan dengan aparat kepolisian setempat.

Polisi setempat menyebutkan nama keduanya adalah Ricky Ruperd (30 tahun) dan Zachry Harris (20 tahun). Waktu itu mereka kedapatan membagi selebaran yang berisi ajakan untuk masuk agama Kristen. Malaysia menyatakan bahwa upaya untuk mengubah kepercayaan seorang Muslim Malaysia ke agama lainnya itu merupakan pelanggaran hukum. Sementara itu, hampir bisa dipastikan, sebagian besar pengunjung Putrajaya itu beragama Islam. Nuansa Islam di kompleks tersebut juga terasa sangat kuat.

Di kompleks tersebut terdapat masjid besar yang letaknya berdekatan dengan Kantor Perdana Menteri. Kantor Perdana Menterinya sendiri dibangun dengan arsitektur berwajah Islam. Di bagian atap kantor tersebut terdapat kubah besar berwarna hijau. Namun, di lingkungan seperti itu, praktik pemurtadan tetap saja bisa berjalan.

Kepala Polisi Putrajaya, Mohamad Khalil Kadir Mohamad, mengatakan kedua pria itu ditangkap ketika berlangsung pemeriksaan rutin oleh polisi. Kebetulan, keduanya juga didapati tidak membawa satu pun dokumen perjalanan. Seorang juru bicara Kedubes AS di Malaysia memastikan adanya penahanan itu, tapi tidak mau memberi keterangan yang rinci mengenai hal itu.

Guna memudahkan jalannya penyelidikan, pengadilan setempat memutuskan untuk menahan keduanya selama 14 hari sejak ditangkap. ''Kami ingin memastikan apakah ada pelanggaran yang mereka lakukan dalam misi ini atau tidak,'' ungkap seorang polisi Malaysia. Malaysia telah menetapkan garis yang kuat menyangkut hubungan Islam-Kristen. Sebelum terjadi penangkapan terhadap dua orang yang menyebarkan pamflet pemurtadan itu, Perdana Menteri Malaysia telah membuat seruan soal penyusunan Injil berbahasa Melayu. Pihaknya tidak melarang adanya Injil berbahasa Melayu, asal di situ dituliskan 'bukan untuk Muslim'.

Badawi membuat pernyataan seperti itu setelah seorang menteri memberi tahu parlemen bahwa pemerintah tidak membolehkan beredarnya Bibel yang diterbitkan dalam bahasa Melayu. Langkah tersebut, dinilai sama dengan upaya penyebarluasan agama Kristen di kalangan Melayu yang mayoritas menganut agama Islam. Saat ini, sekitar 60 persen penduduk Malaysia adalah Muslim. Selain itu, juga terdapat cukup banyak etnis Cina dan minoritas India yang melaksanakan ajaran agama lain termasuk Kristen, Budha, dan Hindu.

Kendati pemerintahannya tidak setuju pemurtadan komposisi penduduk Muslimnya cukup banyak mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, yakin Malaysia tidak akan menjadi negara Islam yang ekstrem. Hal itu disebabkan mayoritas Muslim di Malaysia sangat rasional dan memahami betul ajaran Islam secara menyeluruh.

Pernyataan ini dikemukakan Mahathir setelah menerima kunjungan Menteri Mentor Singapura, Lee Kuan Yew, di Yayasan Kepemimpinan Perdana di Putrajaya. Dalam pertemuan itu, Lee sempat bertanya kepada Mahathir soal kemungkinan Malaysia dipimpin oleh kelompok Islam. Kata Mahathir, Lee juga sempat menanyakan kemungkinan mantan wakil perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, naik ke tampuk kekuasaan di Malaysia.

''Saya kira itu merupakan kepedulian banyak orang di luar Malaysia, khususnya di antara negara-negara Eropa, bahwa Malaysia sedang menuju menjadi salah satu negara Islam ekstrem dan kelompok Islam akan menguasai negara tersebut,'' katanya. Namun, sekali lagi Mahathir segera menukas bahwa skenario seperti itu tidak akan terjadi di Malaysia. Soal Anwar, dia menganggap bahwa kemungkinan 'lawan seterunya' menjadi pemimpin Malaysia itu masih terbuka. ''Tapi, saya meragukan apakah dia dapat membuat kemajuan,'' kata Mahathir. Yang dikenal dari Anwar bukan hanya sikap oposisinya kepada Mahathir, tapi juga semangatnya yang sangat besar untuk membela kepentingan-kepentingan Islam.
(afp/ant/irf )



Malaysian police arrest two Americans suspected of promoting Christianity


KUALA LUMPUR, (AFP) - Malaysian police arrested two Americans for allegedly distributing Christian religious pamphlets to Muslims, police said.

The two men were detained on Monday and a local court had ordered them to be held for 14 days to assist in investigations, a police spokesman told AFP.

"We want to find out if they had breached any regulations in Malaysia," he said.

It is an offence in mainly-Muslim Malaysia to try to convert Muslims away from their faith.

Another police official named the two men as Ricky Ruperd, in his 30s, and Zachry Harris, in his 20s.

The official Bernama news agency said they were arrested for distributing pamphlets with religious content at Malaysia's new administrative capital Putrajaya, 50 kilometers (31 miles) south of here.

Putrajaya police chief Mohamad Khalil Kadir Mohamad said the men were detained during routine checks by police and and were found to be without any travel documents.

A spokesman for the US embassy confirmed the detentions but would give no further details.

Malaysian Prime Minister Abdullah Ahmad Badawi said earlier this month there was no ban on Bibles published in the Malay language but they must be stamped with the words "Not for Muslims".

He was responding to questions after a minister told parliament the government did not allow editions of the Bible published in Malay to be distributed as it could be construed as an effort to spread Christianity among Muslim-Malays.

Some 60 percent of Malaysia's population are Muslims, while there are large ethnic-Chinese and Indian minorities who practice other religions including Christianity, Buddhism and Hinduism.

http://www.freerepublic.com/focus/f-news/1391897/posts

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More