Yogyakarta-RoL-- Sekjen MUI pusat Prof Dr Din Samsuddin meminta kepada umat Islam melalui ormas dan lembaganya mewaspadi gerakan pemurtadan korban bencana gempa bumi yang terjadi di Jateng-DIY. Ia mensinyalir, kalangan agama tertentu sudah memulai bergerak dengan mendirikan posko-posko di lokasi bencana.
''Bahkan saya melihat sendiri, ada dua tenda khusus yang menampung anak-anak balita, saya tidak tahu apakah ada motif tertentu atau tidak, tetapi kita harus waspada karena saya yakin itu bukan lembaga Islam. Saya minta seluruh ormas dan lembaga Islam mengawal aqidah kurban bencana,'' kata Din di hadapan peserta rapat koordinasi Dakwah dan Kegiatan Pasca Bencana Gempa Bumi di Aula Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta kemarin petang.
Selain Din Samsuddin, dalam rapat koordinasi tersebut tampak hadir Ketua Umum MUI DIY Drs HM Thoha Abudrrahman serta ormas dan lembaga Islam lainnya seperti HMI, KAMMI, MER C dan lain-lain.
Menurut Din, gerakan kristenisasi di Yogyakarta termasuk cukup besar, sehingga untuk menjaga kemungkinan terjadinya pemurtadan dikalangan korban gempa bumi, seluruh ormas dan lembaga Islam, selain memberikan bantuan logistik dan makanan, bersama-sama melakukan pengawalan aqidah. Termasuk melakukan pembinaan rohani terhadap anak-anak.
''Mereka itu memiliki logistik dan dana yang cukup, oleh karena itu mari kita bersama-sama mengawal aqidah mereka. Meski ini agak terlambat, kami mengajak seluruh ormas dan lembaga Islam untuk mengirimkan dai-dainya ke lokasi bencana '' tandas Din.
Sumber : http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=250533&kat_id=23
Relawan HTI Temukan Bukti Kristenisasi
Yogyakarta, Kristenisasi sungguh bukan isapan jempol atau tuduhan ngawur, melainkan fakta yang sungguh terjadi. Bukti Kristenisasi telah ditemukan relawan HTI di desa Segoroyoso, Pleret, Bantul pada hari Ahad sore (4/6). Relawan mendapatkan bukti berupa dua eksemplar majalah anak Kristiani dari tangan anak-anak muslim Segoroyoso.
Relawan HTI bertindak cepat. Majalah-majalah Kristiani itu beserta puluhan buku lainnya segera diminta oleh relawan HTI untuk dijadikan barang bukti. Majalah-majalah yang membahayakan aqidah anak-anak muslim Segoroyoso itu segera diganti oleh para relawan dengan majalah anak Islami.
Sungguh, penyebaran majalah Kristiani di komunitas muslim ini sangat keji dan menyakitkan. Betapa tidak. Banyak rumah yang sudah hancur oleh gempa di Segoroyoso. Namun kenyataan memilukan ini nampaknya tidak memuaskan pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab. Mereka ingin Aqidah Islam di dada warga muslim turut hancur, menyempurnakan kehancuran rumah-rumah korban gempa.
Masya Allah. Betapa teganya. Betapa kejinya. "Memang bila kita kaji lebih jauh, dalam kekalutan, masih ada tangan yang tega berbuat nista," demikian tutur Ebiet G. Ade dalam sebuah bait lagunya.
Ust Drajat, relawan HTI yang bertugas di posko Segoroyoso, menuturkan kepada Khilafah1924 Press bahwa penemuan bukti Kristenisasi itu bermula dari datangnya penyanyi terkenal, Denada Tambunan, hari Ahad (4/6/2006) di Segoroyoso, Pleret, Bantul pada pukul 16.30 WIB. Saat itu anak-anak muslim Segoroyoso sedang belajar Qur`an dalam program TPA posko HTI. Begitu melihat Denada datang, spontan anak-anak berlarian meninggalkan al Qur`an dan antusias menyambut Denada di lapangan. Penyanyi ini lalu mengadakan acara temu fans hingga pukul 17.30 WIB (menjelang Maghrib).
Denada datang dengan dua mobil. Satu mobil dinaiki Denada, satu mobil lainnya adalah mobil box yang membawa bantuan berupa 3 (tiga) dus berisi beraneka boneka, buku, dan majalah. Bersama Denada ada pula satu rombongan sebuah stasiun TV swasta yang meliput kegiatan Denada untuk program infotainment selebritis.
Tak berapa lama, Ust Drajat didatangi Mas Ari, koordinator desa Segoroyoso yang mengurusi distribusi bantuan. Mas Ari menjelaskan kepada Ust Drajat, berdasarkan pertimbangan tertentu, desa menyerahkan pengelolaan bantuan Denada kepada para relawan HTI. Mas Ari mengharapkan, buku dan majalah bantuan Denada dapat menjadi koleksi perpustakaan di Posko HTI.
Ketika dus-dus bantuan Denada sampai di tangan relawan HTI, ternyata anak-anak sudah tidak sabaran dan sangat bersemangat untuk mengambil macam-macam boneka, buku, dan majalah yang ada. Relawan HTI pun kewalahan. Akhirnya boneka, buku, dan majalah diambil oleh anak-anak secara berebutan. Di situlah relawan HTI terkaget-kaget. Astaghfirullah. Betapa tidak, karena berbagai buku dan majalah itu ternyata membawa muatan nilai-nilai Kristiani yang sangat membahayakan Aqidah Islam anak-anak muslim Segoroyoso. Untuk diketahui, mayoritas warga Segoroyoso adalah muslim.
Dua eksemplar majalah yang berhasil diperoleh relawan HTI, adalah majalah AMI (Anak Manis Indonesia), sebuah majalah cerita Al Kitab yang diterbitkan oleh PT Atmo Ami Talentakasih, dengan konsultan/pemimpin Arswendo Atmowiloto, penulis yang pernah dipenjara lantaran menghina Nabi Muhammad SAW. Dua majalah yang sekarang diamankan di Posko Pusat HTI di Yogyakarta adalah majalah AMI edisi no. 5/Th XVIII dan edisi no.14/Th XVIII.
Apa isi majalah itu? Jelas, mengajarkan nilai-nilai Kristiani. Dalam dua eksemplar majalah AMI tersebut, bertaburan kutipan ayat-ayat dari kitab Injil. Sebagai contoh, pada majalah AMI no.14/Th XVIII hal. 13, ada cerpen anak berjudul "Aku Selalu Punya Uang." Di akhir cerita ada kutipan ayat Injil berikut,"Tangan yang lambat membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya." (Amsal 10 : 4).
Pada majalah AMI edisi yang sama (edisi no.14/Th XVIII) hal. V (halaman Bonus), terdapat lembaran khusus untuk mewarnai : "Yuk Mewarnai". Ternyata gambarnya adalah gambar Yesus yang sedang menenangkan anak kecil yang sedang menangis. Ada kutipan Injil di pojok kanan atas pada halaman itu,"Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (Markus 6 : 50b).
Pada edisi yang sama (no.14/Th XVIII) hal. VIII (halaman Bonus) ada rubrik Kuis Teka-Teki Silang. Pertanyaan mendatar no. 32 adalah,"Tempat kita beribadah." Ada enam kotak kosong yang harus diisi. Seorang anak muslim Segoroyoso yang sempat memegang majalah ini (tapi majalah lalu diminta relawan HTI), sudah menjawab pertanyaan tersebut. Enam kotak kosong itu lalu dijawab,"MASJID." Ternyata jawaban itu salah. Jawaban yang dikehendaki sebenarnya adalah : "GEREJA."
Ternyata kotak pertama harus diisi huruf "G", bukan "M". Sebab huruf pertama itu harus sama dengan huruf terakhir dari pertanyaan menurun no. 24 dengan enam kotak kosong, yaitu "Tidak rugi." Jawabnya tentu "Untung" dengan huruf terakhir "G". Huruf "G" ini sekaligus menjadi huruf pertama dari jawaban pertanyaan mendatar no. 32 di atas : "Tempat kita beribadah." Lalu apa tempat ibadah "kita" yang berawal dengan huruf "G"? Jelas bukan masjid, atau gasjid, tapi gereja. Nauzhu billah min dzalik.
Temuan ini benar-benar membuat relawan HTI geram dan geregetan. Tapi di sisi lain, temuan barang bukti ini semakin menambah keimanan relawan HTI akan benarnya firman Allah SWT (artinya) :
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka." (QS Al-Baqarah [2] : 120).
Temuan ini juga membuat relawan HTI sangat khawatir, karena majalah-majalah itu dapat memurtadkan orang Islam. Kalau seorang muslim murtad lalu menganut agama kafir, hapuslah semua pahala amalnya dunia-akhirat dan akan dijebloskan ke neraka untuk selama-lamanya. Nauzhu billah min dzalik. Firman Allah SWT (artinya) :
"Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan akhirat. Dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS Al-Baqarah [2] : 217).
Relawan HTI akan menindaklanjuti temuan bukti-bukti Kristenisasi yang disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab itu. Pihak-pihak yang jahat itu harus tahu, mereka kini berhadapan dengan relawan HTI yang telah bersumpah dengan nama Allah untuk menjadi benteng penjaga Islam yang terpercaya (haarisan amiinan lil Islam).
Alhamdulillah-nya, Tim Mediasi HTI DIY sudah menjalin kerjasama dengan LKBH UII (Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum UII) Yogya di bawah pimpinan Dr. Jawahir Thontowi. Kerjasama ini akan diefektifkan untuk merumuskan langkah berikutnya berupa legal action (langkah hukum) guna memperkarakan pihak-pihak yang sengaja memperkeruh suasana dengan menyebarkan majalah Kristiani kepada anak-anak muslim Segoroyoso.
Sementara itu, program-program TMY (Tabanni Mashalih Yogya) lainnya terus berlangsung. Program Logistik melaporkan (5/6), telah datang tujuh tukang bangunan yang dikoordinir aktivis HTI Purworejo. Bantuan tenaga ini terbukti sangat bermanfaat, karena mereka sangat profesional membantu relawan HTI membenahi reruntuhan rumah yang roboh. Para profesional yang diturunkan di Posko HTI Segoroyoso, Pleret, Bantul berhasil membenahi dua rumah yang porak poranda.
Dilaporkan pula, telah diperoleh bantuan logistik berupa 3 (tiga) tenda dari tentara Qatar (5/6), yang bermarkas di Kantor Kecamatan Bambanglipuro. Bantuan tersebut langsung disalurkan kepada Posko HTI di dusun Plebengan, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul.
Selain itu bidang logistik juga melaporkan telah berhasil memasang antene radio komunikasi (HT) di 3 Posko HTI. Yaitu di posko dusun Plebengan (Bambanglipuro), dusun Panjang Jiwo (Jetis), dan desa Karangtalun (Imogiri). Pemasangan ini diharapkan dapat memperlancar dan mempermurah komunikasi antar relawan. Sebab selama ini komunikasi menggunakan telepon seluler (HP) yang sangat mahal.
Ust Hatta, penanggung jawab Medis melaporkan pada Senin (5/6) telah terjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Antara lain dengan DSUQ yang siap menyediakan satu mobil ambulans lengkap dengan tenaga dokter dan paramedis. Juga telah dijalin kerjasama dengan ISFI (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia) yang siap membantu penyediaan obat-obatan. Kerjasama ini berlangsung mulus, karena Ust Hatta kebetulan adalah juga sarjana farmasi, alumnus UII (Universitas Islam Indonesia) Yogya. Alhamdulillah.
Program Recovery Mental juga terus berjalan. Direncanakan, Hari Moekti kembali akan menggebrak Bantul hari Rabu (7/6) dan Kamis (8/6). Sementara itu M Shiddiq al-Jawi, penanggung jawab program Recovery Mental telah mengadakan koordinasi dengan Posko HTI Klaten (5/6), untuk memberikan Pelatihah Relawan. Rencananya akan diadakan Pelatihan Relawan HTI Klaten pada Selasa malam (6/6). Program lainnya yang dikerjakan Senin (5/6) adalah mempersiapkan Pelatihan Relawan HTI untuk Recovery Mental Anak-Anak. Sedianya akan didatangkan para trainer praktisi pendidikan anak dari SDIT Insantama Bogor. Tapi program ini ditunda, karena para trainer sedang sibuk mempersiapkan ujian semester SDIT Insantama. Selain itu juga sedang diusahakan menjalin kerjasama dengan beberapa stasiun radio di Yogya untuk sosialiasi program TMY HTI kepada khalayak ramai.
Mengenai dana, Ust Andika bendahara TMY HTI DIY melaporkan, sampai Senin (5/6/2006) dana total yang yang terkumpul sebesar Rp 124 juta. Tepatnya Rp. 124.486.172. Andika merinci, dana total tersebut adalah jumlah total dari 4 pos dana. Yaitu dari rekening BCA Fanani (421-1428-435) sebesar Rp. 69.664.704; dari rekening BCA Ibnu Alwan (456-0274-888) sebesar Rp 25.700.748; dari sumbangan langsung (non rekening) sebesar Rp 20.317.500; dan dari kas di tangan Rp 8.803.200.
HTI DIY tak henti-hentinya terus menghimbau kaum muslimin untuk peduli kepada para korban gempa. Ingat, pada harta Anda, terdapat hak bagi orang-orang yang tidak mampu. Berikanlah hak mereka, yang ada pada harta Anda. Mari kita camkan firman Allah SWT (artinya) :
"Dan pada harta-harta mereka, ada hak untuk orang-orang miskin yang meminta dan orang-orang miskin yang tidak mendapat bahagian (tidak meminta)" (QS Adz-Dzariyat [51] : 19).
Salurkan dana Anda ke rekening BCA nomor 456-0274-888 atas nama Ibnu Alwan. Semoga Allah SWT membalas amal shaleh bapak ibu sekalian dengan pahala yang besar dari sisi-Nya. Amin. (MSJ).
0 komentar:
Posting Komentar